Bola, 30 September 2024 – Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bola menghadiri kegiatan Workshop Penghulu Sejuta Pengantin Cegah Stunting Zona 8 yang diselenggarakan oleh Pengurus Pusat Asosiasi Penghulu Republik Indonesia (APRI) bekerja sama dengan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Workshop yang berlangsung di Zona 8 ini dihadiri oleh para penghulu dari delapan provinsi, yaitu **Bangka Belitung, Bali, Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat**, dan **Nusa Tenggara Timur (NTT)**.
Program ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah dalam mendukung penurunan angka stunting di Indonesia, terutama melalui pendidikan pranikah dan penguatan peran penghulu sebagai agen perubahan di masyarakat. Workshop ini tidak hanya berfokus pada teori, tetapi juga memberikan keterampilan praktis bagi penghulu dalam menyampaikan materi edukatif kepada calon pengantin mengenai pentingnya pencegahan stunting.
Dalam sambutannya, Pengurus Pusat APRI menyampaikan bahwa peran penghulu sangat signifikan dalam upaya penanggulangan stunting. “Penghulu memiliki akses langsung kepada calon pengantin yang seringkali menjadi pasangan usia subur pertama. Oleh karena itu, pengetahuan mereka mengenai stunting serta bagaimana menyampaikannya kepada calon pengantin sangat penting,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari berbagai latar belakang dan keahlian, termasuk **Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Maluku Utara** yang menyampaikan materi terkait sinergi Program antara Kemnterian Agama dan program pemerintah dalam penurunan stunting. Dalam paparannya, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektoral antara KUA, BKKBN, dan lembaga-lembaga terkait lainnya untuk mencapai target penurunan angka stunting nasional. Selain itu, **Ketua APRI Wilayah Kalimantan Timur** juga berbagi pengalaman tentang bagaimana strategi di wilayahnya berhasil dalam mengintegrasikan program KUA dengan kampanye kesehatan reproduksi dan gizi.
Salah satu sesi yang menarik perhatian adalah paparan dari **Widyaiswara Balai Diklat KB Jember**, yang memberikan pelatihan tentang teknik bimbingan pernikahan yang lebih interaktif dan berbasis bukti ilmiah. Menurutnya, banyak calon pengantin yang belum memahami pentingnya perencanaan keluarga dan gizi untuk mencegah stunting pada anak. “Kita perlu memastikan bahwa setiap penghulu dapat mengomunikasikan isu ini dengan bahasa yang sederhana namun efektif, sehingga calon pengantin dapat benar-benar mengerti risiko dan cara mencegah stunting,” jelasnya.
Selain diskusi dan pemaparan materi, workshop ini juga diisi dengan sesi praktik, di mana para penghulu diajak untuk mensimulasikan penggunaa Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Ha,il (ELSIMIL) dan mensimulasikan bagaimana mereka akan memberikan bimbingan pranikah yang mengutamakan pencegahan stunting. Peserta workshop dilatih untuk menggunakan langkah-langkah yang telah disusun oleh BKKBN dan APRI.
Sebagai bagian dari evaluasi kegiatan, setiap peserta diwajibkan mengikuti **post-test** yang bertujuan mengukur pemahaman mereka tentang materi yang telah disampaikan. Hasil dari post-test ini akan menjadi bahan evaluasi bagi penyelenggara untuk melihat sejauh mana pengaruh kegiatan ini terhadap peningkatan kompetensi para penghulu dalam mencegah stunting.
Di penghujung acara, peserta juga diwajibkan menyusun **Rencana Tindak Lanjut (RTL)** yang akan menjadi pedoman dalam melaksanakan edukasi pencegahan stunting di wilayah kerja masing-masing. Setiap penghulu diminta untuk membuat strategi yang sesuai dengan kondisi lokal, termasuk pendekatan yang lebih personal kepada calon pengantin, serta koordinasi dengan puskesmas dan kader kesehatan di wilayahnya.
Workshop ini merupakan bagian dari program besar **Sejuta Pengantin** yang digagas oleh BKKBN, yang menargetkan peningkatan pemahaman calon pengantin mengenai kesehatan keluarga, gizi, dan pencegahan stunting. Program ini sejalan dengan **Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)** yang menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14% pada tahun 2024. Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat peran penghulu dalam menyebarkan pengetahuan penting ini kepada masyarakat, khususnya bagi mereka yang akan memulai kehidupan rumah tangga.
Dengan terselenggaranya workshop ini, diharapkan para penghulu di Zona 8 dapat menjadi garda terdepan dalam upaya penanggulangan stunting, demi menciptakan generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan berkualitas.