Wajo (Humas Kemenag) — Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang melaksanakan upacara peringatan Hari Santri Nasional 2025 dengan khidmat di Lapangan Madrasah As’adiyah. Kegiatan ini digelar serentak oleh pondok pesantren di seluruh Indonesia sebagai bentuk penghormatan dan apresiasi terhadap peran santri dalam perjuangan dan pembangunan bangsa.
Bertindak selaku pembina upacara, Bupati Wajo H. Andi Rosman membacakan sambutan seragam Menteri Agama Republik Indonesia. Dalam amanatnya, ia menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya peringatan Hari Santri yang sarat makna ini.
“Di hari yang penuh berkah ini, kita dapat bersama-sama memperingati Hari Santri tahun 2025, sebuah momentum yang selalu kita rayakan dengan penuh rasa cinta dan kebanggaan,” ucapnya.
Namun, dalam suasana kebahagiaan tersebut, upacara juga diwarnai dengan rasa duka mendalam atas musibah yang menimpa Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menyebabkan wafatnya 67 santri.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Kita semua berduka, bangsa ini berduka. Semoga seluruh korban mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan serta kekuatan iman,” lanjutnya.
Dalam sambutan tersebut, Menteri Agama melalui pembina upacara juga menegaskan bahwa negara hadir dan peduli terhadap pesantren dan para santri. Kementerian Agama telah turun langsung ke lokasi kejadian, meninjau kondisi, memberikan bantuan, serta memastikan proses pemulihan berjalan dengan baik.
“Ini momentum terbaik bagi kita semua untuk berbenah, dan kita tentu berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari. Amiin,” tutupnya.
Upacara Hari Santri di As’adiyah Pusat Sengkang ini dihadiri oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Wajo H. Muhammad Subhan, jajaran Pengurus Pusat Pondok Pesantren As’adiyah, para pembina dan ASN lingkup Kemenag Wajo, serta santri dan santriwati dari berbagai lembaga pendidikan di bawah naungan As’adiyah.
Suasana penuh haru dan khidmat tampak menyelimuti seluruh peserta upacara, mencerminkan semangat dan cinta santri terhadap negeri serta komitmen untuk terus meneladani perjuangan para ulama dan pendiri pesantren di Indonesia. (Jo/nrl)